SUKOHARJO - Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) Polres Sukoharjo tak main-main dalam memastikan keamanan pangan. Dalam pemeriksaan rutin Food Safety yang merupakan bagian dari program Makan Bergizi Gratis Polri, tim berhasil mendeteksi indikasi adanya zat berbahaya pada buah anggur jenis Muscat. Temuan ini menjadi bukti nyata kedisiplinan dan keseriusan Polri dalam menjaga setiap suapan makanan yang disalurkan kepada masyarakat.
Kamis, 5 November 2025, menjadi hari penting ketika tim Sie Dokkes Polres Sukoharjo, dipimpin Kasie Dokkes, melakukan pemeriksaan organoleptik dan kimia terhadap menu utama program. Nasi putih, telur puyuh asam manis, tempe goreng, sayur sop, dan buah kelengkeng diuji untuk kandungan arsenik, formaldehid, dan nitrit. Syukurlah, semua menu utama dinyatakan aman dan memenuhi standar gizi seimbang, dengan total kalori 553, 3 kkal, protein 18, 7 gram, lemak 25, 4 gram, dan karbohidrat 64, 4 gram.
Namun, cerita berlanjut saat pemeriksaan menu untuk hari berikutnya, yang meliputi roti, susu, dan buah anggur Muscat. Di sinilah kejutan tak terduga muncul. Melalui uji cepat menggunakan alat Food Safety merk Alder, tim menemukan indikasi positif adanya zat yang tidak layak konsumsi pada buah anggur Muscat.
Menyikapi temuan ini, Polres Sukoharjo bertindak sigap. Seluruh buah anggur Muscat segera ditarik dari dapur penyajian, diisolasi dari bahan makanan lainnya, dan diganti dengan buah yang telah terjamin keamanannya. Bahan yang terindikasi berisiko tersebut langsung diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut, memastikan tidak ada celah bagi bahan berbahaya untuk sampai ke tangan masyarakat.
Kapolres Sukoharjo AKBP Anggaito Hadi Prabowo, S.H., S.I.K., menegaskan komitmennya. "Begitu ditemukan indikasi bahan berisiko, kami langsung menarik makanan tersebut agar tidak ada satu pun makanan yang mengandung bahan berbahaya boleh sampai ke penerima manfaat. Distribusi tetap berjalan dengan menu yang telah dipastikan aman dikonsumsi, " tegasnya.
Untuk memverifikasi temuan ini, pemeriksaan silang dilakukan oleh beberapa lembaga. Ahli Gizi Dokkes Polres Sukoharjo mengonfirmasi hasil positif zat berbahaya melalui uji cepat. Sementara itu, Bapak Muhammad Fajar Arifin dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan bahwa uji cepat adalah langkah awal yang krusial, dan akan dilanjutkan dengan konfirmasi laboratorium terakreditasi. BPOM pun mengapresiasi langkah cepat dan tepat Polri. Namun, pemeriksaan lanjutan oleh Bidlabfor Polda Jateng menggunakan metode reagen kimia pada kulit, daging, dan buah anggur menunjukkan hasil negatif. Perbedaan hasil ini dipahami sebagai akibat perbedaan alat dan metode, namun esensinya, Polri telah bertindak dengan prinsip kehati-hatian.
Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo pun turut memantau dan berkoordinasi, menunjukkan sinergi lintas sektor yang kuat. Kasatgas Makan Bergizi Gratis Polri, Irjen Pol. Nurworo Danang, S.I.K., menggarisbawahi pentingnya temuan ini. "Temuan di Sukoharjo ini membuktikan sistem pengawasan kita berjalan. Begitu ada indikasi bahan berbahaya, langsung terdeteksi sebelum makanan sampai ke masyarakat, " ujarnya. Ia menambahkan, ada 233 SPPG Polri yang beroperasi aktif di seluruh Indonesia, dan semuanya wajib menjalankan pemeriksaan harian.
Irjen Pol. Nurworo Danang juga menjelaskan bahwa temuan pada anggur Muscat ini akan diselidiki lebih lanjut untuk menelusuri sumbernya, termasuk kemungkinan residu pestisida atau kontaminasi selama distribusi. Polri akan bekerja sama dengan BPOM dan dinas terkait untuk menutup potensi bahaya serupa di masa mendatang. Program Makan Bergizi Gratis Polri, melalui pengawasan ilmiah dan pemeriksaan rutin yang ketat, terus berupaya memastikan setiap makanan yang disajikan aman, sehat, dan bergizi bagi masyarakat.

Dina Syafitri